Jumat, 15 Januari 2010

A CRITICAL HISTORY OF MEDITEHNOLOGY

Perkembangan modern dalam komunikasi dibuat lebih real, mereka telah membuat kemungkinan yang lebih besar berdasar khayalan. (Innis 1982: 82)
Buku ini berusaha untuk berpendapat bahwa pendekatan media teknologi yang memungkinkan seseorang untuk menjelaskan media apa yang lebih memadai daripada fokus pada lembaga, organisasi atau produk. Selain itu, melalui buku ini tentu saja juga akan menjadi mempunyai dampak langsung pada media yang dilakukan. Di sini akan membahas salah satu lintasan yang paling berpengaruh berteori media-teknologi.

Teknologi informasi dan komunikasi membangkitkan sebuah revolusi baru yang berdasarkan informasi. Kemajuan teknologi ini memungkinkan kita dapat memproses, menyimpan dan mengambil-ulang dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk apapun yang diambilnya – lisan, tertulis atau visual – tanpa dirintangi oleh jarak, waktu dan volume. Revolusi informasi ini menambah kapasitas baru yang besar terhadap kecerdasan manusia dan membentuk suatu sumber yang mengubah cara kita bekerja bersama dan cara kita hidup bersama.

Perubahan sosial selalu terjadi setiap saat secara terus menerus. Perubahan sosial tersebut terjadi karena diinginkan atau sebagai dampak dari perubahan pada sektor lain yang terkait dengan masalah sosial. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terbukti berperan sebagai salah satu faktor pengubah tatanan sosial. Perubahan sosial yang diakibatkan oleh pemanfaatan TIK terjadi di lingkungan ekonomi, bisnis, politik, pemerintahan, dan terutama dalam pergaulan antar anggota masyarakat. Dampak dari perubahan yang bersifat positif menjadikan faktor pengubah beralih peran dari yang semula sebagai alat menjadi tujuan agar dapat dimiliki untuk mengubah kondisi pemiliknya. Implikasi dari interaksi semacam ini menuntut dukungan semua pihak terutama pemerintah agar mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk memiliki TIK menjadi berkesempatan memanfaatkannya, perubahan sosial yang terjadi dari pemanfaatan TIK dapat terkendali, sehingga dampak negatifnya minimal, serta adanya perlindungan bagi pengguna TIK dari tindak kejahatan yang dilakukan sesama pengguna TIK. Netralitas dan fleksibilitas TIK menjadikan peran sosial TIK sangat tergantung pada pengendalinya.

Perubahan Kebudayaan Masyarakat Indonesia

Catatan perjalanan pembangunan di Indonesia telah banyak diulas oleh para peneliti. Salah satunya hasil penelitian Soemardjan dan Breazeale. Penelitian yang mengulas tentang perubahan budaya pada masyarakat pedesaan Indonesia sebagai akibat kebijakan pembangunan peedesaan yang diambil oleh pemerintah orde baru. Kebijakan pembangunan perdesaan yang dilakukan oleh pemerintah diwijudkan dengan modernisasi, sebuah pendekatan pembangunan yang lazim dilakukan oleh negara berkembang. Fokus telaah dalam penelitian ini adalah beberapa program pembangunan perdesaan, antara lain; listik masuk desa, informasi masuk desa, pemberantasan buta huruf, PKK, KB, KUD dan intensifikasi pertanian (BIMAS).

Pembangunan perdesaan dengan perspektif modernisasi berasumsi pada dua kutub yang saling berbeda, yaitu pemerintah dalam posisi superior (pusat) dan masyarakat perdesaan sebagai posisi inferior (periferi). Perubahan selalu berasal dari pemerintah yang “menganggap dirinya lebih maju” dibandingkan masyarakat perdesaan. Budaya tradisional dianggap sebagai salah satu penghambat sehingga perlu digantikan oleh budaya modern yang lebih produktif. Orientasi utama pembangunan perdesaan adalah pada peningkatan taraf ekonomi masyarakat perdesaan yang pada akhirnya akan meningkatkan pula taraf ekonomi bangsa. Perubahan mendasar yang terjadi adalah semakin terkikisnya budaya tradisional oleh budaya modern. Masyarakat tradisional pada dasarnya sudah memiliki “pola pengaturan” kehidupan sosialnya sejak lama namun semuanya harus mengalami transformasi menuju “pola pengaturan” baru yang oleh pemerintah dianggap lebih baik (”modern”).

Pemikir fungsionalis menegaskan bahwa perubahan diawali oleh tekanan-tekanan kemudian terjadi integrasi dan berakhir pada titik keseimbangan yang selalu berlangsung tidak sempurna. Artinya teori ini melihat adanya ketidakseimbangan yang abadi yang akan berlangsung seperti sebuah siklus untuk mewujudkan keseimbangan baru. Variabel yang menjadi perhatian teori ini adalah struktur sosial serta berbagai dinamikanya. Penyebab perubahan dapat berasal dari dalam maupun dari luar sistem sosial. Perubahan kebudayaan ini dapat terjadi karena adanya faktor pendorong yaitu pemerintah. Pemerintah telah menjadi pihak yang memberikan introduksi dari luar sistem sebuah perubahan melalui pogram pembangunan perdesaan.

Polarisasi antara pemerintah dan masyarakat perdesaan menyebabkan kesulitan dalam pelaksanaan program pembangunan. Senjang kebudayaan yang terjadi perlu dijembatani oleh “broker budaya”, yaitu pihak yang menjadi perantara antara “budaya modern” dan “budaya tradisional. Peran elit desa sangat dominan dalam keberhasilan program pembangunan perdesaan ini. Mereka umunya menjadi corong pemerintah. program pembangunan perdesaan bersifat top down dan berjenjang dari pemerintah pusat hingga tingkat desa.

Di dalam kelompok sendiri pada dasarnya telah terbangun sebuah kebiasaan-kebiasaan dan norma-norma. Perubahan mungkin saja tidak terjadi apabila terdapat penolakan-penolakan dari dalam kelompok. Proses perubahan membawa kelompok pada keseimbangan baru. Perubahan terjadi apabila driving forces lebih kuat dibandingkan resistences. Pada tahap ini seringkali terjadi konflik dan “polarisasi” di dalam kelompok. Kelompok mayoritas akan berusaha menekan kelompok minoritas. Seringkali kebiasaan-kebiasaan yang terjadi di dalam kelompok didasarkan pada relasi antara individu dan standar perilaku di dalam kelompok. Beberapa individu mungkin memiliki perilaku yang berbeda dengan standar perilaku di dalam kelompok. Apabila individu tetap mempertahankan perbedaan tersebut maka individu akan dikucilkan oleh kelompok dan bahkan akan “dikeluarkan” dari kelompok. Oleh karenanya seringkali individu harus berusaha untuk melakukan usaha konformis untuk menyesuaikan dengan standar kelompoknya.

Peran pemerintah sebagai sumber perubahan tidak dapat berjalan dengan sendirinya. Salah satu faktor pendorong yang tidak dapat diabaikan adalah teknologi. Perkembangan teknologi modern memberikan andil yang sangat besar dalam membawa perubahan pada masyarakat perdesaan. BIMAS dapat berjalan dengan sukses karena adanya inovasi teknologi di bidang pertanian. Demikian pula dengan program pembangunan perdesaan lainnya. Perkembangan teknologi kesehatan, transportasi dan komunikasi turut memberi warna dalam “keberhasilan” perubahan kebudayaan masyarakat perdesaan.

Penting untuk diingat bahwa Ilmu Komunikasi muncul sebagai yang khas disiplin dalam zaman di mana komunikasi elektronik sudah dominan. Artinya, mengikuti logika pemisahan lengkap media dan konten.
Innis mengungkapkan keterbatasan dan kondisi tertentu dari masing-masing media yang sedang digunakan, i.e., bias mereka. Bisa berkaitan dengan masalah (yaitu, masalah melalui mediasi yang terjadi, seperti kertas, pers, elektronik kabel, mikroprosesor, keyboard, dll). Materi jangkar mediasi dalam dunia materi dan hibah mediasi dengan sifat molekuler. Bahkan digitalisasi komunikasi,masih ada masalah (sebagai hardware); listrik masih harus dibuat dan masih memerlukan kabel nirkabel (Mackenzie 2005), semua elektronik mengalir masih mengandalkan bahan infrastruktur.
Tidak seperti Nietzsche, bagaimanapun, Innis mencari reproduksi struktural bias berasal dari biophilosophy tertentu (yakni, vitalisme). Sebagai politik ekonom, Innis sendiri mungkin sangat hafal terhadap ekonomi infrastruktur dari proses sejarah. Lebih khususnya, Innis tertarik pada bagaimana peradaban berkembang dalam kaitannya dengan tiga drive memaksimalkan terhadap control, sebagai monopoli atas kekayaan, monopoli kekuasaan dan monopoli atas pengetahuan (Comor 2003).
Comor's membaca Innis menekankan bahwa di samping fokusnya pada ekonomi, ada dimensi politik yang penting kepada teori komunikasi juga.
Namun, Innis (1972) berhati-hati untuk menyatakan bahwa kapasitas ini tidak ada batasnya secara eksklusif dari media-as-teknologi (yaitu, sifat internal materi dan bentuk), tetapi dari mereka praktis, fungsional, operasional, dan di atas semua embedding sosial (i.e., penggunaan dan know-how).

Harus jelas bahwa Innis (1972) sangat kritis terhadap pandangan intentionalist sejarah dan titik balik sedang dikurangi dengan sengaja dan menghendaki tindakan individu. Sebaliknya, dengan analisis historis menunjukkan bagaimana pikiran itu sendiri sedang diproduksi dan dikondisikan, berfokus pada titik-temu antara komunikasi dan transportasi, dan membawa hal ini dalam hubungannya dengan militer, politik, ekonomi dan kekuatan religius. Komunikasi dikembangkan melalui aplikasi tertentu selectiveness. Orang terkait dengan cara penyiaran dibuat untuk fungsi berkenaan dengan politik dan aksi militer, serta pembentukan seperangkat keterampilan tertentu dan pengetahuan dari waktu ke waktu (misalnya, propaganda, disinformasi strategis, public relations, spin, dll).

KONVERGENSI DAN PELAKSANAANNYA

Konvergensi,merupakan deskripsi kombinasi beberapa industri-komputer,komunikasi,elektronika rumah tangga,hiburan, dan media massa-melalui beragam peranti yang bertukar data digital. Meski telah lama diramalkan(tetapi belum juga terlaksana), tanda-tanda konvergensi mulai muncul pada tahun 2003 ketika banyak rumah tangga di AS-dan di seluruh dunia mulai terkoneksi secara broadband. Koneksi internet yang lebih cepat telah mengubah dunia komputer,kabel,telepon,musik,perfilman. Konvergensi telah memungkinkan produk-produk elektronik bisa melakukan beragam fungsi,misalnya TV dengan akses internet, ponsel sekaligus kamera digital, dan kulkas yang bisa dipakai untuk mengirim email.

Banyak perangkat teknologi digital telah berhasil menyingkirkan perangkat lama yang berbasis teknologi analog dari pasaran. Kualitas kemampuan teknologi digital memang jauh lebih unggul. Pemutar musik digital memiliki suara yang lebih jernih. Video digital memiliki kualitas gambar yang jauh lebih baik dibandingkan video analog. Namun, dampak terbesar dari digitalisasi adalah terbukanya kemungkinan untuk mengintegrasikan produk-produk yang semula terpisah-pisah menjadi satu, atau yang dikenal dengan konvergensi teknologi.

Konvergensi teknologi bisa dengan mudah kita dapati pada ponsel-ponsel canggih yang beredar di pasaran saat ini. Dengan ponsel tersebut kita bisa menelpon, mendengarkan musik, memotret, melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya hanya bisa dilakukan di komputer. Sepuluh tahun yang lalu kita membutuhkan peralatan yang berbeda-beda untuk melakukan itu semua. Bahkan melalui layanan 3G dan dengan ponsel yang sesuai, kita bisa berkomunikasi sambil bertatap wajah dengan lawan bicara kita, sesuatu yang sebelumnya hanya bisa disaksikan di filem Dick Tracy atau filem-filem fiksi ilmiah yang mengisahkan masa depan.

Digitalisasi memungkinkan data yang dihasilkan oleh suatu perangkat bisa diproses oleh perangkat lain. Misalnya, gambar yang dihasilkan kamera digital bisa diproses di komputer dengan software Photoshop. Hasil pengolahan foto ini kemudian dirangkai dengan tulisan-tulisan maupun gambar-gambar lain dengan menggunakan software desktop publishing untuk dijadikan majalah. Kemampuan memanfaatkan data yang sama dengan perangkat yang berbeda-beda, membuka jalan bagi konvergensi teknologi-teknologi digital.

Sisi positif konvergensi: Xbox Ming Ma yang bersifat multifungsi adalah salah satu contoh manfaat konvergensi. Jadi mungkin saja,selain digunakan untuk memainkan game video,Sony PlayStation Portable juga bias dipakai untuk menjelajah web,menonton video, dan membaca e-book. Ponsel berii buku alamat dan kamera digital pun bisa dipakai untuk mengambil gambar video. Konvergensi pun tampil layaknya “pisau Swiss Army digital “ ,sebuah alat universal yang mampu melakukan beragam fungsi. Sebagai contoh,Nokia Communicator 9500,sebuah ponsel flip yang bias dibuka layaknya buku,berlayar lebar, tampilan warna beresolusi tinggi, keyboard standar, dan beragam fitur canggih semisal: dukungan conference call, akses Wi-fi, pesan teks, email, browser web, PDA, game, dan kamera digital high-end. Sebagai peranti “kantor mobile” ,ukuran Nokia Communicator 9500 sebanding dengan PDA lain (meskipun ponsel ini tidak bias dimasukkan ke saku kemeja atau celana).

Sisi negatif konvergensi: Tidak semua gadgethibrida bersifat praktis. “Memiliki kemampuan menggabungkan teknologi tidak(selalu) berarti bahwa perusahaan-perusahaan tersebut harus menerapkannya dalam banyak hal, “ ujar seorang direktur riset Jupiter Research. Ia menamvahkan, “peranti konvergensi yang mengompromikan fitur-fitur utamanya justru bukan ide bagus.” Apakah,misalnya, kulkas email merupakan cara terbaik untuk membaca email? Apakah ponsel yang mampu mengambil gambarberukuran kecil sesuai dengan harganya? Seorang reviewer mengatakan bahwa Nokia Communicator 9500 “penuh dengan konsep-konsep muluk” ,tetapi “sering gagal ketika dijalankan.”

KOMUNITAS DI INTERNET




Komunitas online diciptakan sesuai dengan kepentingan beberapa orang, atau dengan kata lain merupakan kebutuhan dari kumpulan orang-orang yang dikenal di dunia nyata. Dengan cara ini, banyak grup yang berhubungan secara elektronik melalui internet daripada bertemu muka secara langsung (face to face). Menurut survei Bob Julius Onggo (13 Oktober 2006), jutaan orang berinteraksi dalam komunitas maya dengan tujuan :

* · 78% - Bercengkrama dengan publik

* · 47% - Mencari hiburan

* · 38% - Mempelajari sesuatu yang baru

* · 23% - Mempersuasi atau mempengaruhi orang lain.

Sehingga mau tidak mau pada akhirnya komunitas online yang ada saat ini sudah merupakan bagian dari gaya hidup sebagian masyarakat.

FAKTA TENTANG KOMUNITAS ONLINE

Penelitian awal para ahli terhadap internet menunjukkan bahwa internet cenderung menyebabkan seseorang terisolasi dan penyendiri, namun pada perkembangannya menunjukkan perubahan yang signifikan. Survei yang dilakukan Pew Internet dan American Life Project (Februari hingga Maret 2004) menemukan bahwa pengguna internet di Amerika Serikat lebih suka mencari bantuan di internet mengenai kesehatan, keuangan, dan pilihan lainnya. Karena mereka dapat berinteraksi dengan orang yang sangat banyak disana. Dari penelitian tersebut juga terkuak bahwa internet telah berperan penting dalam pengambilan keputusan bagi sekitar 60 juta pendduk negara Amerika Serikat (http://www.kompas.com/, Februari 2006).

Menurut sosiolog Barry Wellman, kepercayaan dan kemudahan akses web menyebabkan fenomena sosial baru. Ia melihat adanya peningkatan interaksi yang disebutnya jaringan individu. Pengguna teknologi modern tidak begitu dekat dengan kelompok lokal namun membina hubungan yang luas dengan jaringan diberbagai wilayah. Para pengguna internet cenderung memiliki jaringan sosial yang lebih besar dan dekat, dengan memiliki sahabat pena 37 orang lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak menggunakan internet dengan sahabat pena sebanyak 30 orang. Pengguna internet juga lebih sering memperoleh bantuan dari jaringan sosialnya itu.

Geoffrey Liu dalam jurnal Computer Medicated Communication (http://www.ascusc.org/jcmc/), menetapkan beberapa syarat terjadinya komunitas atau kelompok sosial maya, yaitu:

1. Adanya ruang publik maya
2. Adanya aktifitas komunikasi dari para komunikator
3. Adanya anggota dengan jumlah besar sehingga memungkinkan terjadinya beberapa interaksi
4. Adanya kestabilan jumlah anggota dan konsistensi pemunculan anggota
5. Adanya interaktivitas pesan verbal, pesan simulasi aksi dan konsistensi penggunaan nickname.

.

MOTIVASI BERPARTISIPASI DALAM KOMUNITAS ONLINE

Berbagai macam motivasi yang mendorong orang untuk berpartisipasi di dunia maya menurut Peter Kollock (1999), ada tiga motivasi dasar dan satu motivasi tambahan yang mendorong seseorang berpartisipasi di dunia maya, yakni:

a. Berharap Orang Lain Berbuat Hal yang Sama

Orang termotivasi untuk memberikan informasi yang berguna bagi orang lain dengan harapan dia akan menerima bantuan dan informasi sebagai timbal baliknya. Ada bukti bahwa orang-orang yang aktif di komunitas maya mendapat tanggapan yang cepat apabila bertanya daripada mereka yang tidak dikenal.

b. Menambah Pengakuan

Pengakuan ini sangat penting untuk online kontributor. Pada umumnya, orang mau dihargai untuk kontribusinya. Ada orang yang menjuluki mereka sebagai Egoboo (Ego Booster), ekspresi untuk kesenangan yang diterima dari pengakuan umum untuk pekerjaan sukarela.

c. Rasa Mampu Berbuat Sesuatu

Orang mau berkontribusi informasi yang berguna karena perbuatan ini menimbulkan rasa untuk mampu mempengaruhi keadaan sekelilingnya. Dengan membuat kontribusi secara teratur dan bermutu tinggi seperti itu, maka akan membuat orang percaya bahwa mereka membawa pengaruh ke dalam grup dan membangkitkan harga diri sebagai pelopor.

d. Rasa Berkomunitas

Manusia pada umumnya memiliki sifat sosial, sehingga dari rasa inilah yang mendorong orang untuk mendapat balasan langsung dari kontribusi yang mereka buat. Sebagian besar komunitas online mempunyai sarana untuk ini dengan mengijinkan orang untuk membalas langsung dengan cara memberi komentar di blog, atau memberikan angka yang bagus untuk kontribusi yang berguna, dan lain-lain (Mark Smith, 1992).